PENYULUHAN NAPZA, HIV AIDS

DAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Oleh UPTD PUSKESMAS Pucanglaban

Gb.1.1 Penyuluhan NAPZA, HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi Remaja

Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh UPTD PUSKESMAS Pucanglaban merupakan suatu kegiatan penyampaian informasi untuk pengembangan pengetahuan terkait kesehatan, pencegahan, penanganan tentang NAPZA, HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi remaja. Arah yang dituju pada penyuluhan ini lebih difokuskan pada usia remaja.

Menurut WHO, dimana dikatakan remaja yaitu usia minimal 10 tahun sampai usia maksimal 19 tahun. Dengan ini, UPTD PUSKESMAS Pucanglaban merangkul remaja-remaja Desa Panggunguni Khususnya Karang Taruna Desa Panggunguni dan remaja lainnya. Sesuatu yang mengejutkan ketika ditengah-tengah forum, terjadi pertukaran informasi terkait pentingnya penyuluhan ini bagi orang tua.

info ngene iki penting mbak, ndak mek ngge cah enom. Tapi ngge ngene iki wong sak podo aku, ben iso eroh tingkah polae anak opo sopo sg sekirane kurang pas. Utowo enek wong seng butuh, lek ngene iki ngerti kan iso ngomongi. Oh rono lo lek pengen prekso, pengen ngobati. (info seperti ini penting mbak, tidak hanya kaum remaja. Tapi untuk orang tua seperti saya, supaya bisa tahu tingkah laku anak atau siapa saja yang sekiranya kurang tepat. Atau ada orang yang membutuhkan, kalau saya tahu kan bisa memberitahu. Oh disana kalau pengen periksa, pengen berobat.” Ungkap salah seorang orang tua yang turut hadir dan mengikuti penyuluhan tersebut.

 

Gb.1.2 NAPZA dan HIV/AIDS

Penyalahgunaan obat-obatan yang tidak pada semestinya, misalnya NAPZA hingga perilaku menyimpang lainnya dilakukan, maka dapat menyebabkan virus-virus atau HIV sampai pada penyakit AIDS. Semua hal tersebut terkadang berangkat dari hal sepele yang sebenarnya perlu ditangani yaitu salah satunya dengan kematangan emosi. Penyebabnya adalah pola asuh atau keluarga, lingkungan termasuk teman bermain, budaya setempat, dan sifat keremajaan yang masih perlu di pantau dan di bina. Sebab masa remaja merupakan masa peralihan anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan munculnya rasa ingin tahu yang cukup kuat. Sehingga tidak lagi hanya menanyakan akan suatu hal, tetapi ingin eksperimen langsung pada obyek yang dituju.

Selain itu, proses rehabilitasi atau pengobatan yang dilakukan tidak terlepas juga dari dukungan keluarga, dukungan lingkungan, serta besarnya niat untuk sembuh. Tiga hal tersebut mempengaruhi cepat lambatnya suatu pengobatan/rehabilitasi dilakukan.

Berbagai dorongan munculnya perilaku-perilaku menyimpang tentunya mempengaruhi pula bagaimana remaja itu bersosialisasi dengan lingkungan. Seperti halnya penangkapan informasi, maka terkait pula dengan bagaimana dirinya merespon informasi tersebut. Kesehatan secara psikologis dan fisiologis pun menjadi sorotan utama. Misalnya, secara psikologis remaja yang memiliki kecenderungan menggunakan NAPZA, kognisi dan afeksi dalam menganalisa stimulus yang diperoleh dari panca indera pun kurang optimal, sehingga respon yang diberikanpun terkadang kurang sesuai yang diharapkan. Selain itu secara fisiologis, terjadi kerusakan-kerusakan pada system saraf hingga organ tubuh lainnya.

Selain itu, HIV/AIDS sering kali memunculkan sebuah pertanyaan bahwa virus-virus penyebab AIDS itu sulit sekali dideteksi secara mata telanjang, padahal virus ini sangat membahayakan. Sehingga penyimpulan pada kesempatan ini, hasil diskusi bahwa untuk mendeteksi awal sebaiknya segera periksakan ke dokter jika terindikasi flu, batuk atau penyakit lain yang tak kunjung sembuh.

Oleh karena itu, kesehatan khususnya pada masa remaja sangat diperhatikan. Pemeriksaan rutin dan penyecahan sebelum terjadi menjadi kantongan tersendiri bagi remaja maupun keluarga.

Gb.1.3 Kesehatan Reproduksi Remaja

 

Gb.1.4 Kesehatan Reproduksi Remaja

@nofi_ana

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?